Anda tahu siapa Thomas Alfa Edison? Jika Anda menjawab
ya dengan menerangkan dia adalah penemu lampu pijar, Anda tidak salah. Konon,
saat menemukan lampu listrik, lelaki yang saat kecilnya dianggap bodoh oleh
gurunya sehingga dia dikeluarkan dari sekolahnya itu, mengalami
kegagalan sebanyak 9.998 kali. Baru, pada percobaan yang ke 9.999, Thomas berhasil
menciptakan lampu pijar yang benar-benar menyala terang. Kegigihannya itu, telah
memberikan manfaat yang besar bagi kita saat ini.
Sekarang,
setelah berjalan 130 tahun dari waktu dibuatnya lampu listrik oleh Thomas Alfa
Edison, ada sekian banyak jenis bola lampu dijual di pasaran.
Agar tak salah pilih, sebaiknya Anda kenali
tipe-tipe bola lampu dan cirinya masing-masing.
Dari sekian banyak jenis bola lampu yang
ada di pasaran, dapat digolongkan ke dalam tiga tipe, yaitu Incandescent
lamp (lampu pijar), fluorescent lamp (lampu neon atau
TL), dan lampu halogen. Setiap lampu tersebut memiliki ciri masing-masing.
1. Incandescent Lamp (Lampu Pijar)
Tipe lampu ini bisa dikata paling
akrab di telinga. Umurnya pun paling tua. Hingga sekarang, lampu ini masih
banyak digunakan karena harganya relatif murah. Cahaya dari lampu pijar
biasanya berwarna kuning. Cahaya tersebut berasal dari pembakaran filamen di
dalam bola lampu kaca.
Lampu pijar mampu bertahan hingga 1.250
jam, usianya paling pendek di antara tipe-tipe lampu lainnya. Selain itu, lampu
pijar juga menggunakan energi listrik yang cukup besar. Itulah sebabnya, ia dikategorikan juga sebagai
lampu yang boros energi. Bahkan, di Republik Irlandia, pemerintah
setempat mengharamkan penggunaan bohlam pijar. Semua lampu di negeri itu harus
memakai bohlam fluorescent atau LED (Light Emitting Diode).
2. Fluorescent Lamp (Lampu Neon)
Lampu fluorescent atau lampu
neon, sering juga disebut dengan lampu TL. Cahayanya berwarna putih,
menjadikannya lebih terang dibandingkan lampu pijar biasa. Sifat cahayanya yang
terang membuatnya banyak diaplikasikan sebagai general light pada
sebuah ruangan. Memasangnya
untuk menerangi area kerja di dapur juga cukup baik.
Dibanding lampu pijar, lampu neon ini
tergolong hemat energi dan tahan lama, karena kemampuannya bertahan hingga
10.000 jam. Namun, lampu TL ini tidak cocok dijadikan lampu aksen atau spotlight.
Sebab cahaya putihnya tidak dapat memantulkan warna asli objek yang
diteranginya.
3.
Lampu Halogen
Ingin suasana ruang yang lebih dramatis?
Pengaplikasian lampu halogen bisa menjadi jawaban. Lampu halogen biasa
diaplikasikan sebagai task light atau spotlight yang
menyinari artwork atau pajangan. Cahayanya berwarna kekuningan mampu
memantulkan warna asli dari objek yang diteranginya. Sehingga detail objek
terlihat semakin jelas dan cantik.
Pada umumnya, lampu halogen memiliki warna
cahaya kekuningan. Namun, ada pula yang berwana putih. Meski mirip dengan lampu
pijar, yang sama-sama memiliki cahaya berwarna kuning, namun lampu halogen
lebih tahan lama. Warna yang dihasilkan pun lebih bagus. Lampu halogen
menghasilkan panas tinggi, oleh karena itu Anda harus berhati-hati jika
menyentuh permukaannya. Usia pakai lampu halogen biasanya mencapai 2.000
jam.
Perlu
diingat, sejak digulirkannya program hemat energi, penggunaan lampu pijar dan
neon dalam keperluan sehari-hari masih tergolong boros energi. Dan itu sangat
tidak dianjurkan. Sebagai penggantinya, PLN gencar menyosialisasikan penggunaan
Lampu Hemat Energi atau biasa disingkat LHE. Bahkan, untuk menyukseskan program
LHE, pemerintah melalui PLN memberikan LHE itu secara cuma-cuma alias gratis. (Dari
berbagai sumber)
No comments:
Post a Comment